PERAN PENDIDIKAN
DALAM
MENCIPTAKAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG
BERKUALITAS
Oleh : Subagio,M.Pd
Penyelenggaraan
lembaga–lembaga pendidikan di negara manapun di dunia dipandang sebagai suatu
program yang bernilai strategis. Hal ini berdasarkan satu asumsi bahwa proses
pendidikan merupakan sebuah proses yang dengan sengaja dilaksanakan
semata–semata bertujuan untuk mencerdaskan bangsa. Melalui proses pendidikan
akan terbentuk sosok–sosok individu sebagai sumber daya manusia yang akan
berperan besar dalam proses pembangunan bangsa dan negara. Oleh karena itu
peran pendidikan demikian sangat penting sebab pendidikan merupakan kunci utama
untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas.
Hubungan antar
proses pendidikan dengan terciptanya sumber daya manusia merupakan suatu
hubungan logis yang tidak dapat dipisahkan. Hal ini sesuai dengan pengertian
pendidikan itu sendiri. Mc. Donald memberikan rumusan tentang pendidikan : “…
is a process or an activity which is directed at producing desirable in the behavior
of human beings.” Pendidikan adalah suatu proses atau kegiatan yang bertujuan
menghasilkan perubahan tingkah laku manusia. Secara sederhana,perubahan tingkah
laku yang terjadi disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tiga unsur meliputi
unsur kognitif, afektif dan psikomotor ( Taksonomi Bloom ).
Pendapat
lainnya, yaitu pendapat Mc. Donald yang didalammnya sejalan dengan pendapat
Winarno Surakhmad yang mengemukakan bahwa : Pendididkan atau dipersempit dalam
pengertian pengajaran, adalah satu usaha yang bersifat sadar tujuan, dengan
sistematis terarah pada perubahan tingkah laku. Menuju ke kedewasaan anak
didik. Perubahan itu menunjuk pada suatu proses yang harus dilalui. Tanpa
proses itu perubahan tidak mungkin terjadi, tanpa proses itu tujuan tak dapat dicapai.
Dan proses yang dimaksud di sini adalah proses pendidikan.
Sedangkan
pengertian pendidikan dari sudut pandang kebudayaan, Darji Darmodiharjo
menjelaskan sebagai berikut : Pendidikan
pada dasarnya merupakan sebagaimana dari kebudayaan yang mengarah kepada
peradaban. Kebudayaan dalam arti luas adalah wujud perpaduan dari logika
(pikiran), etika (kemauan), estetika (perasaan) dan praktika (karya) yang
merupakan sistem nilai dan ide vital (gagasan) penting yang dihayati oleh
sekelompok manusia (masyarakat) tertentu dalam kurun waktu tertentu pula.
Satu pengertian
lain yang cukup esensi untuk dapat memahami pengertian pendidikan, dikemukakan
oleh Max Muller sebagai mana dikemukakan kembali oleh B.S. Mardiatmadja, yaitu
bahwa “Pendidikan adalah proses yang terorganisir untuk membantu agar seseorang
mencapai bentuk dirinya yang benar sebagai manusia.”
Dari beberapa
pengertian tentang “pendidikan” sebagaimana dikutif tersebut di atas sangat
jelas bahwa pendidikan suatu kegiatan dalam upaya untuk mengubah tingkah laku
objek didik ke arah positif. Pendidikan merangkum segi-segi intelektual,
afektif dan psikomotorik manusia, juga menyentuh cipta rasa dan karsa.
Pendidikan juga merangsang pikiran-pikiran, perasaan dan kehendak manusia untuk
bertindak secara bijaksana dengan mempertimbangkan lingkungan.
Sekolah sebagai
lembaga pendidikan merupakan suatu organisasi yang di dalam gerakkannya
berhubungan erat dengan bidang pendidikan mulai dari jenjang yang paling rendah
sampai dengan jenjang yang paling tinggi, yaitu mulai dari Taman Kanak-Kanak,
Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Pertama, Sekolah Menengah dan Perguruan Tinggi.
Pendidikan tidak
saja penting secara individual, tetapi juga penting bagi proses pembangunan
bangsa dan negara, apa lagi negara yang sedang membangun seperti halnya
Indonesia akan sangat mengharapkan proses pendidikan dapat mencapai hasil yang
optimal sehubungan dengan masih sangat diperlukannya sumber daya manusia
terdidik; sumber daya manusia yang berkualitas demi mengejar ketertinggalannya dalam
pembangunan nasional serta era globalisasi yang penuh tantangan.
Pada era
globalisasi, lembaga pendidikan harus dapat mencetak “leader-leader” yang
tangguh dan berkualitas. “Leader–leader” pada masa yang akan datang harus dapat
mengubah pola pikir untuk menyelesaikan sesuatu dengan kekuatan manusia
(manpower) menjadi pola pikir kekuatan otak (mindpower). Konsep pendidikan juga
harus dapat menghasilkan out put lembaga pendidikan yang dapat menciptakan
“corporate culture”, sehingga dapat menyesuaikan diri dengan norma–norma yang
berlaku masa itu dan pada gilirannya tumbuh kreativitas dan inisiatif, sehingga
munculah peluang baru (new opportunity). Out put pendidikan dimasa datang juga
diharapkan dapat memandang manusia bukan sebagai pekerja tetapi sebagai mitra
kerja dengan keunggulan yang berbeda. Dengan demikian, seorang leader yang
keluar dari persaingan global, harus dapat memandang manusia sebagai manusia,
bukan pekerja.
Sehubungan
dengan peranannya itulah, maka penyelenggara pendidikan oleh lembaga–lembaga
pendidikan perlu benar–benar mendapat perhatian dan penanganan yang serius dari
semua pihak demi optimalisasi pencapaian tujuan yang diinginkan.
Tujuan
pendidikan nasional merupakan tujuan ideal yang dalam proses upaya
pencapaiannya dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan jenjang dan jenis
pendidikan. Oleh karena itu, setiap institusional dalam rangka pencapaian
tujuan pendidikan nasional telah menetapkan tujuan antara sesuai dengan jenjang
dan jenis pendidikannya.
Pada dewasa ini,
upaya-upaya pencapaian tujuan pendidikan yang diharapkan telah menjadi bahan
wacana dan pemikiran para pakar pendidikan di Indonesia sehubungan dengan masih
sangat rendahnya mutu pendidikan pada saat ini. Mutu pendidikan yang diharapkan
pada setiap jenjang sekolah, mulai dari Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar
(SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Sekolah Menengah Umum/Kejuruan
(SMU/SMK), sampai dengan Perguruan Tinggi (PT), minimal dapat mencapai tingkat
ketercapaian tujuan pendidikan berdasarkan pada standar-standar tertentu.
Penetapan
standar kompetensi siswa sebagai standar pencapaian minimal dari hasil proses
pendidikan dilatarbelakangi oleh suatu harapan agar dapat tercipta pemerataan
mutu minimal sebagai hasil proses pendidikan pada sekolah menengah umum. Hal
ini menunjukkan satu kenyataan bahwa hasil pendidikan di Indonesia setelah
lebih setengah abad kemerdekaannya, masih belum mencapai hasil yang diharapkan.
Pemerintah melalui Departemen Pendidikan Nasional sangat menyadari tentang
kenyataan rendahnya mutu pendidikan di Indonesia, seperti pernyataan berikut
ini :
Salah satu
permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya
mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan
dasar dan menengah. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu
pendidikan nasional. Namun demikian, berbagai indikator mutu pendidikan belum
menunjukkan peningkatan yang merata. Sebagian sekolah, terutama di kota-kota,
menunjukkan peningkatan mutu pendidikan yang cukup menggembirakan, namun
sebagian lainnya masih memprihatinkan.
Berbicara
mengenai keterpurukan mutu pendidikan di Indonesia dengan berbagai
indikatornya, memang tidak akan habis-habisnya. Tetapi yang lebih penting dari
pada itu adalah bagaimana cara mengatasinya dalam hubungannya dengan persoalan
pendidikan di Indonesia antara lain mengenai perlunya pemahaman dan pengkajian
tentang visi, misi dan tujuan pendidikan nasional.
Banyak hal yang
telah dilakukan pemerintah dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Tetapi
kenyataan hasil yang dicapai masih tetap belum mencapai seperti apa yang
diharapkan. Peningkatan mutu pendidikan masih tetap menjadi bahan diskusi yang
“up to date” untuk dibahas.
Berdasarkan pengamatan dan anilisis
yang dilakukan, Departemen Pendidikan Nasional menyimpulkan sebagai berikut : sedikitnya
ada tiga faktor yang menyebabkan mutu pendidikan tidak mengalami peningkatan
secara merata. Faktor pertama, kebijakan
dan penyelenggaraan pendidikan nasional menggunakan pendekatan education production
function atau input-output analysis yang tidak dilaksanakan secara konsekuen. Faktor
kedua, penyelenggaraan pendidikan nasional dilakukan secara sentralistik,
sehingga menempatkan sekolah sebagai penyelenggara pendidikan sangat tergantung
pada keputusan birokrasi. Faktor ketiga , peran serta masyarakat, khususnya
orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan selama ini sangat minim.
Sehubungan
dengan permasalahan tersebut di atas, langkah yang diambil sebagai satu
kebijakan adalah melakukan reorientasi penyelenggaraan pendidikan, yaitu dari
manajemen peningkatan mutu berbasis pusat menuju manajemen peningkatan mutu
berbasis sekolah. Konsep ini mengandalkan pemberian otonomi yang luas kepada
sekolah dalam menyelenggarkan pendidikan. Partisipasi aktif masyarakat dalam
pendidikan dikembalikan kepada kebutuhan masyarakat, orang tua dan pemerintah
daerah.
Perubahan
paradigma pada dunia pendidikan di Indonesia yang bernuansa reformatif ini
menurut analisis Bank Dunia di latar belakangi oleh kondisi : (1) kepala
sekolah tidak memiliki kewenangan yang cukup dalam mengelola keuangan sekolah
yang dipimpinnya; (2) kemampuan manajemen kepala sekolah pada umumnya rendah
terutama di sekolah negeri: (3) pola anggaran tidak memungkinkan bagi guru yang
berprestasi baik bisa memperoleh insentif; dan (4) peran serta masyarakat
sangat kecil dalam pengelolaan sekolah.
Atas dasar kelemahan–kelemahan
tersebut di atas maka tujuan pelaksanan manjememen berbasis sekolah diharapkan
dapat menutupi kelemahan–kelemahan selama ini. Sebagaimana tercantum pada buku:
Pedoman Implmentasi MBS di Jawa Barat disebutkan bahwa implementasi manjemen
berbasis sekolah memiliki tujuan sebagai berikut : (1) meningkatkan mutu
pendidikan melalui kemandirian dalam inisiatif sekolah dalam mengelola dan
memberdayakan sumber daya yang tersedia: (2) meningkatkan kepedulian warga
negara sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaran pendidikan melalui
pengambilan keputusan bersama; (3) meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada
orang tua, sekolah dan pemerintah tentang mutu sekolah; (4) meningkatkan
kompetisi yang sehat antar – sekolah untuk pencapaian mutu pendidikan yang
diharapkan.
Lucky Creek Casino Bonus Codes 2021 - Poormans
BalasHapusLucky Creek Casino Bonus Codes & Promotions · 1st Casino 포커 고수 100% up to $1,000. · 바카라 사이트 2nd Casino 블랙 잭 게임 100% 룰렛 이벤트 up to $500. · 3rd Casino 100% up to $750. · 4th Casino 100% up to $1200. · 5th Casino 100% up to 트 위치 룰렛