Senin, 21 Maret 2016

PROGRAM KERJASAMA DAN KEMITRAAN SEKOLAH (bab@2)



BAB II
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS HASIL


A.  Pentingnya Sekolah Mengadakan Hubungan Dengan Masyarakat

Pendidikan dengan proses belajar mengajarnya tidak hanya terbatas di sekolah saja. Akan tetapi disambung dengan pelajaran-pelajaran baru dari pengalaman hidupnya di masyarakat.
Belajar bagi setiap siswa yang berlangsung secara kontinu di sekolah dan di masyarakat. Apa yang diperoleh dibangku sekolah, tetap dikenang, diingat, dan diintegrasikan selama tinggal dan bergaul di masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat perlu tahu secara garis besar tentang pendidikan di sekolah agar mereka dapat mengantisipasi aktivitas-aktivitas putra-putrinya, bisa menyiapkan sumber-sumber belajar yang diperlukan dan bisa melayani kebutuhan putra-putrinya.
Menurut Sydney Hook, pentingnya hubungan dengan masyarakat yaitu sekolah bisa mawas diri karena masyarakat tahu tentang sekolah dan prestasinya, masyarakat ikut berpartisipasi mewujudkan cita-cita sekolah sesuai dengan kebutuhannya dan sekolah lebih mudah dapat bantuan dan dana masyarakat serta dukungan dalam mewujudkan cita-cita pemerintah.
Selain itu, sekolah menyiapkan para siswa agar bebas dari kegelapan dalam  menangani masalah-masalah hidup dan kemasyarakatan serta dapat mencari nafkah secara layak, sementara itu masyarakat menyiapkan pekerjaan-pekerjaan atau jabatan-jabatan bagi mereka dan menyambut produk sekolah untuk pembangunan masyarakat itu sendiri. Agar hubungan sekolah  dengan masyarakat berjalan baik sudah tentu sekolah perlu memberikan informasi secara kontinu tentang aktivitas-aktivitas kepada masyarakat pendukungnya.
Informasi yang diberikan sekolah kepada masyarakat harus dilengkapi dengan pengalaman bagi warga masyarakat, agar tumbuh citra yang positif terhadap sekolah. Suatu  citra yang menimbulkan sikap positif yang akan menjelma menjadi dukungan terhadap pembangunan pendidikan di sekolah.
Citra dan sikap positif terhadap sekolah di atas diperkuat dengan kenyataan bahwa orang tua / masyarakat pada umumnya tidak mampu membina putra-putrinya agar berkembang dengan relatif sempurna tanpa bantuan sekolah. Masyarakat memandang sekolah sebagai cara yang menyakinkan dalam membina perkembangan para siswa, karena itu masyarakat berpartisipasi dan setia kepadanya (sekolah)
Respon positif dari masyarakat ini perlu ditanggapi secara sungguh-sungguh oleh sekolah. Disamping pedoman yang diberikan oleh pemerintah pusat, sekolah harus membuka diri terhadap ide-ide dari masyarakat, membahasnya, dan berusaha untuk dapat melaksanakannya.
Agar kontak hubungan dengan masyarakat terjamin baik dan berlangsung secara kontinu, maka diperlukan peningkatan profesi anggota staf sekolah dari guru-guru. Disamping mampu melakukan tugasnya masing-masing disekolah, mereka juga diharapkan mampu melakukan tugas-tugas hubungan dengan masyarakat. Mereka bisa mengetahui aktivitas-aktivitas masyarakatnya, paham akan adat istiadatnya, mengerti aspirasinya, mampu membawa  diri ditengah-tengah masyarakat, bisa berkomunikasi dengan masyarakat, dan bisa mewujudkan cita-cita mereka itulah sebabnya mengapa kompetensi dan perilaku guru juga diharapkan cocok dengan struktur sosial masyarakat tempat ia bekerja.
Kemampuan guru membawa diri baik pada waktu berada di  tengah-tengah masyarakat maupun ketika melakukan pertemuan dengan anggota masyarakat bisa mempengaruhi penilaian masyarakat terhadap guru-guru bila para guru bisa membawa diri dan bersikap sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat, responsif dan komunikatif terhadap warga masyarakat, toleran dalam menghargai pendapat  mereka, dan menunjukkan kemampuan yang diinginkan oleh masyarakat dalam mendidik putra-putri mereka.
Program hubungan sekolah dengan masyarakat yang membuahkan aktivitas-aktivitas bersama, komunikasi yang kontinu, dan proses saling memberi dan saling menerima membuat introspeksi sekolah menjadi giat dan kontinu pula serta membuat sekolah lebih mawas diri dengan adanya sentuhan / peningkatan dari luar.
Dampak lain yang sangat penting adalah dukungan moral dari masyarakat terhadap usaha-usaha pembangunan pendidikan disekolah. Dukungan ini sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan pembangunan tersebut. Membangun pendidikan di sekolah dengan mengisolasi diri dari masyarakat cukup sulit, sebab seperti diuraikan diatas sekolah merupakan bagian dari masyarakat. Membangun salah satu bagian dari masyarakat haruslah mendapat dukungan dari seluruh lapisan masyarakat.

             Suatu sekolah tidak dibenarkan mengisolasi diri dari masyarakat. Sekolah tidak boleh menutup diri terhadap masyarakat sekitarnya, ia tidak boleh melaksanakan idenya sendiri dengan tidak mau tahu akan aspirasi-aspirasi masyarakat. Sekolah tidak boleh bersikap dan berlaku demikian, sebab pada hakekatnya ia adalah milik masyarakat. Masyarakat menginginkan sekolah itu berdiri di daerahnya untuk meningkatkan perkembangan putra-putra mereka. Masyarakat juga menginginkan agar sekolah bisa memberi pengaruh positif terhadap perkembangan masyarakat baik langsung maupun tidak langsung. Untuk maksud ini masyarakat siap mendukung usaha-usaha sekolah di daerahnya. Sekolah adalah merupakan sistem terbuka terhadap lingkungannya termasuk masyarakat pendukungnya. Sebagai sistem terbuka sudah jelas ia tidak dapat mengisolasi diri, sebab bila hal ini ia lakukan berarti ia menuju ke ambang kematian, akibat menentang kewajaran hukum alam. Sebagai sistem terbuka, sekolah selalu membukakan pintu terhadap kehadiran warga masyarakat, terhadap ide-ide mereka, terhadap kebutuhan-kebutuhan mereka, dan terhadap nilai-nilai yang ada di masyarakat. Sebaliknya masyarakat juga membuka diri untuk dimasuki oleh aktivitas-aktivitas sekolah. Sekolah juga dapat belajar dari masyarakat, guru-guru dan para siswa dapat mencari pengalaman, belajar dan praktek di masyarakat. Antara sekolah dan masyarakat terjadi komunikasi dua arah untuk bisa saling memberi dan saling menerima.
            Masyarakat dalam arti sempit di sini adalah masyarakat di lingkungan sekolah itu sendiri, sedangkan dalam arti luas yaitu masyarakat dalam negara dan bahkan bila diperlukan dapat dihubungkan dengan masyarakat Internasional. Sekolah-sekolah pada umumnya lebih banyak menghubungkan diri dengan masyarakat dalam arti sempit ialah masyarakat setempat, sebab fungsi sekolah yang pertama adalah melayani kebutuhan masyarakat setempat.
              Hubungan dengan masyarakat berarti komunikasi sekolah dengan masyarakat, ialah mengkomunikasikan masalah-masalah pendidikan baik yang bersumber dari sekolah maupun yang bersumber dari masyarakat. Komunikasi inilah merupakan pintu-pintu keterbukaan sekolah terhadap masyarakat, pintu-pintu yang menghubungkan sekolah sebagai sistem dengan masyarakat sebagai suprasistemnya. Komunikasi itu merupakan lintasan dua arah yaitu dari arah sekolah ke masyarakat dan dari arah masyarakat ke sekolah. Kedua kelompok kehidupan itu saling memberi informasi, berpartisipasi membina pendidikan. Jones (1969:388) menyambut hubungan dengan masyarakat itu sebagai hubungan dua arah tempat memadu ide antara sekolah dengan masyarakat untuk melahirkan saling pengertian. Ide-ide tentang pendidikan tidak selalu datang dari sekolah. Lagi pula tidak semua ide sekolah itu dapat diterima oleh masyarakat sebagai pemilik sekolah. Masyarakat yang mempunyai kepentingan terhadap pendidikan putra-putranya seringkali punya ide tertentu yang dapat dimanfaatkanolehsekolah.
                Dari uraian-uraian di atas dapat dipahami bahwa hubungan dengan masyarakat bagi suatu sekolah adalah hubungan dua arah antara sekolah dengan masyarakat untuk memusyawarahkan ide-ide dan informasi-informasi tertentu yang berguna bagi peningkatan pendidikan. Hubungan dengan masyarakat didasarkan kepada ketentuan bahwa (1) masyarakat adalah salah satu penanggung jawab sekolah, (2) proses belajar serta media pendidikan juga terjadi dan ada di masyarakat, dan (3) masyarakat menaruh perhatian terhadap pendidikan putra-putranya.

B.  Manfaat Hubungan Sekolah dengan Masyarakat

Manfaat hubungan sekolah dengan masyarakat dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Bagi masyarakat:
a. Tahu hal-hal persekolahan dan inovasi-inovasinya
b. Kebutuhan-kebutuhan masyarakat tentang pendidikan lebih mudah diwujudkan.
c. Menyalurkan kebutuhan berpartisipasi dalam pendidikan.
d. Melakukan tekanan/tuntutan terhadap sekolah.
2. Bagi sekolah:
a. Memperbesar dorongan, mawas diri.
b. Memudahkan memperbaiki pendidikan.
c. Memperbesar usaha meningkatkan profesi staf.
d. Konsep masyarakat tentang guru menjadi benar.
e. Mendapatkan koreksi dari kelompok penuntut.
f. Mendapat dukungan moral dari masyarakat.
g. Memudahkan meminta bantuan dan material dari masyarakat.
h. Memudahkan pemakaian media pendidikan di masyarakat.
i. Memudahkan pemanfaatan narasumber.

C. Tujuan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Mengenai hubungan sekolah dengan masyarakat, T.Sianipar meninjau dari sudut kepentingan kedua lembaga tersebut, yaitu kepentingan sekolah dan kepentingan masyarakat itu sendiri. Ditinjau dari kepentingan sekolah, pengembangan penyelenggaraan hubungan sekolah dan masyarakat bertujuan untuk:
1. Memelihara kelangsungan hidup sekolah.
2. Meningkatkan mutu pendidikandisekolah yang bersangkutan.
3. Memperlancar proses belajar mengajar.
4. Memperoleh dukungan dan bantuan dari masyarakat yang diperlukan dalam pengembangan dan pelaksanaan program sekolah.

Sedangkan jika ditinjau dari kebutuhan masyarakat itu sendiri, tujuan hubungannya dengan sekolah adalah untuk:
1. Memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama dalam bidang mental-spiritual.
2. Memperoleh bantuan sekolah dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat
3. Menjamin relevansi program sekolah dengan kebutuhan masyarakat.
4. Memperoleh kembali angota-anggota masyarakat yang makin meningkat kemampuannya.

Secara lebih konkret lagi, tujuan diselenggarakannya hubungan sekolah dengan masyarakat adalah:
1. Mengenalkan pentingnya sekolah bagi masyarakat.
2. Mendapatkan dukungan dan bantuan moril maupun financial yang diperlukan bagi pengembangan sekolah.
3. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang isi dan pelaksanaan program sekolah.
4. Memperkaya atau memperluasprogram sekolah sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat.
5. Mengembangkan kerjasama yang lebih erat antara keluarga dan sekolah dalam mendidik anak.

        Menurut Elsbree dan Mc Nally, bermacam-macam tujuan seperti dikemukakan di atas dapat dikelompokkan menjadi tiga tujuan pokok, yaitu:
1. Mengembangkan mutu belajar dan pertumbuhan anak-anak.
Makin majunya konsep-konsep pendidikan menunjukkan kepada para pendidik, terutama guru-guru di sekolah, agar pendidikan dan pengajaran tidak lagi subject matter centered, tetapi hendaknya community life centered; tidak lagi berpusat pada buku, tapi berorientasi pada kebutuhan kehidupan di dalam masyarakat. Konsep pendidikan yang demikian mengandung implikasi-implikasi yang berhubungan dengan masyarakat, seperti antara lain :
 a. Personil sekolah, terutama guru-guru, perlu mengetahui benar-benar kondisi masyarakat lingkungan hidup anak-anak yang sangat penting bagi program pendidikan seperti lingkungan alam tempat anak itu hidup, macam-macam masalah pendidikan yang timbul di dalam masyarakat itu, adat istiadat dan kepercayaan masyarakat, keadaan kehidupan dan ekonomi mereka, kesempatan dan sarana rekreasi bagi anak-anak.
b. Kepala sekolah dan guru-guru hendaknya selalu berusaha untuk dapat bekerja sama dan memenfaatkan sumber-sumber di dalam masyarakat yang diperlukan untuk memperkaya program sekolah. Dengan memandang masyarakat itu sebagai laboratorium untuk belajar, berarti penting bagi guru-guru untuk mengetahui fasilitas-fasilitas apa yang tersedia di dalam masyarakat yang diperlukan dalam belajar. 
c. Sekolah hendaknya dapat bekerja sama dengan organisasi-organisasi dan instansi lain di dalam masyarakat yang mempunyai tugas dan kepentingan yang sama terhadap pendidikan anak-anak. Misalnya lembaga-lembaga keagamaan, organisasi kepramukaan, kesenian dan kesehatan. Semua itu dapat membantu pendidikan anak-anak, baik pendidikan di sekolah maupun pendidikan di luar sekolah.
d. Guru-guru hendaknya selalu mengikuti perkembangan masyarakat dan selalu siap memahami dan mengkaji sumber-sumber masyarakat yang dapat dimasukkan ke dalam rencana perkembangan pendidikan. Dengan demikian, dapat diharapkan bahwa bahan pengajaran yang diberikan kepada murid-murid bukanlah bahan yang statis dan using,melainkan merupakan bahan yang fungsional dan akurat bagi kebutuhan muridsekarang dan kehidupan yang akan datang.
2. Meningkatkan tujuan dan mutu kehidupan masyarakat.
Di dalam masyarakat yang demokratis, sekolah seharusnya dapat menjadikan dirinya sebagai pelopor dan pusat perkembangan bagi perubahan-perubahan masyarakat di dalam bidang-bidang kehidupan ekonomi, kebudayaan, teknologi dan sebagainya, ke tingkat yang lebih tinggi. Jadi dalam hal ini, bukan sekolah yang harus mengekor secara pasif kepada perkembangan masyarakat, tetapi sebaliknya sekolahlah yang justru yang harus mempelopori bagaimana dan kemana masyarakat itu harus dikembangkan. Seperti pernah dikemukakan oleh prof. Dr. Bachtiar Rifai dan Ir.S. Sudarmadi, M.Sc. dalam ulasannya mengenai sekolah pembangunan yang telah dirintis di Indonesia sejak tahun 1972 sebagai berikut :
Sekolah pembangunan harus dapat memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Sesuai dengan asas pendidikan seumur hidup, sekolah hendaknya mempunyai dwifungsi yaitu mampu memberikan pendidikan formal dan juga pendidikan nonformal,baik itu untuk para pemuda maupun untuk orang dewasa baik pria maupun wanita.
b. Sekolah hendaknya mempunyai kurukulum, metode mengajar, serta evaluasi dan program yang menyenangkan, merangsang dan cocok dengan tujuan pendidikan.
c. Sekolah hendaknya merupakan bagian integral dari masyarakat sekitarnya dan berorientasi kepada pembangunan dan kemajuan.
d. Sekolah hendaknya mempunyai mekanisme untuk menjamin terpeliharanya dialog yang kontinu antara sekolah-orang tua murid-masyarakat, dan juga dialog intrasekolah dan antar sekolah.
          Dari apa yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, berbeda dengan sekolah-sekolah tradisional seperti yang kita miliki sekarang ini, sekolah pembangunan lebih merupakan community center atau lebih spesifik lagi, “pusat kegiatan belajar masyarakat”, walaupun tidak tertutup kemungkinan untuk memakai fasilitas-fasilitasnya untuk rekreasi, balai budaya, ataupun pertemuan dan rapat-rapat anggota masyarakat di sekitarnya.

3. Mengembangkan pengertian, antusiasme, dan partisipasi masyarakat.

Hal tersebut penting, apalagi bagi masyarakat Indonesia. Yang pada umumnya masih belum begitu menyadari bahwa tugas dan tanggung jawab pendidikan anak-anak adalah juga tugas dan tanggung jawab masyarakat di samping sekolah dan pemerintah. Seperti pernah dikemukakan oleh Menteri P dan K Mashuri, SH. sebagai berikut: “Sekolah itu hendaknya merupakan bagian integral dari masyarakat sekitarnya. Sesuai dengan azas pendidikan seumur hidup, sekolah itu hendaknya mempunyai dwi fungsi: mampu memberikan pendidikan formal dan juga pendidikan informal, baik untuk para pemuda maupun untuk orang dewasa pria wanita”.  Dalam hubungannya dengan antusiasme dan partisipasi masyarakat terhadap pendidikan, Menteri P dan K pernah pula mengusulkan dalam salah satu tulisannya antara lain: “Azas pendidikan nasional Indonesia adalah pendidikan sepanjang umur hidup manusia, dari sejak lahir sampai meninggal, bagi semua jenis seks, umur, golongan, dan keyakinan.  Mengingat wadah yang tidak hanya berbentuk sekolah, tetapi juga dalam keluarga dan masyarakat pada umumnya, maka azas pendidikan nasional menetapkan pula, bahwa bentuk pendidikan yang kita manfaatkan melalui berbagai wadah itu tidak hanya bentuk pengajaran, tetapi juga tauladan, komunikasi, kelompok atau massa, dan sosialisasi pada umumnya.


D. Peranan Pihak-pihak yang Terkait Hubungan antara Sekolah dan Masyarakat
           Dalam kaitannya dengan hubungan sekolah dan masyarakat, ada beberapa pihak yang turut andil dalam pembentukan hubungan sekolah dan masyarakat, pihak-pihak tersebut antaralain:
1. Orang tua
Peranan orang tua dalam pelaksanaan hubungan sekolah dengan masyarakat, antara lain:
a. Mendukung pelaksanaan belajar mengajar di sekolah.
b. Berpartisipasi aktif dalam mensosialisasikan kegiatan sekolah di berbagai komunitas.
c. Bersedia menjadi narasumber sesuai keahlian dan profesi yang dimiliki.
d. Menginformasikan nilai-nilai positif dari pelaksanaan kegiatan di sekolah kepada masyarakat secara luas.
e. Bekerjasama dengan anggota komite sekolah atau atau pihak lain dalam pengadaan sumber belajar.
f. Aktif bekerja sama dengan guru dalam proses pembelajaran untuk anak yang berkebutuhan khusus.
g. Aktif dalam memberikan ide/gagasan dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran.
2. Guru
Peranan guru dalam hubungan antara sekolah dengan masyarakat, antara lain:
a. Berkomunikasi secara berkala dengan keluarga, yaitu: orang tua atau wali tentang kemajuan anak mereka dalam belajar dan berprestasi.
b. Bekerjasama dengan masyarakat untuk menjaring anak yang tidak bersekolah, mengajak dan memasukkannya ke sekolah.
c. Menjelaskan manfaat dan tujuan sekolah kepada orang tua peserta didik.
d. Mempersiapkan anak agar berani berinteraksi dengan masyarakat sebagai bagian dari kurikulum, seperti mengujungi museum, memperingati hari-haribesar keagamaan dan Nasional.
e. Mengajak orang tua dan anggota masyarakat terlibat di kelas.
3. Komite sekolah
Komite Sekolah merupakan nama baru pengganti Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan (BP3). Komite Sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik pada pendidikan pra sekolah, jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan di luar sekolah (Kepmendiknas nomor: 044/U/2002).
Secara kontekstual, peran Komite Sekolah sebagai:
a. Pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan.
b. Pendukung (supporting agency), baik yang berwujud finansial, pemikiran, maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan.
c. Pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan.
d. Mediator antara pemerintah (eksekutif) dengan masyarakat di satuan pendidikan (Kepmendiknas nomor: 044/U/2002).  Depdiknas dalam bukunya Partisipasi Masyarakat, menguraikan tujuh peranan Komite Sekolah terhadap penyelenggaraan sekolah, yakni:
a. Membantu meningkatkan kelancaran penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar di sekolah baik sarana, prasarana maupun teknis pendidikan.
b. Melakukan pembinaan sikap dan perilaku siswa. Membantu usaha pemantapan sekolah dalam mewujudkan pembinaan dan pengembangan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, pendidikan demokrasi sejak dini (kehidupan berbangsa dan bernegara, pendidikan pendahuluan bela negara, kewarganegaraan, berorganisasi, dan kepemimpinan), keterampilan dan kewirausahaan, kesegaran jasmani dan berolah raga, daya kreasi dan cipta, serta apresiasi seni dan budaya.
c. Mencari sumber pendanaan untuk membantu siswa yang tidak mampu.
d. Melakukan penilaian sekolah untuk pengembangan pelaksanaan kurikulum, baik intra maupun ekstrakurikuler dan pelaksanaan manajemen sekolah, kepala/wakil kepala sekolah, guru, siswa, dan karyawan.
e. Memberikan penghargaan atas keberhasilan manajemen sekolah.
f. Melakukan pembahasan tentang usulan Rancangan Anggaran Kegiatan Sekolah (RAKS).
g. Meminta sekolah agar mengadakan pertemuan untuk kepentingan tertentu (Depdiknas, 2001:17).
4. Kepala sekolah
Peranan kepala sekolah dalam hubungan sekolah dengan masyarakat anatara lain:
a. Mengatur hubungan sekolah dengan orang tua siswa.
b. Memelihara hubungan baik dengan Komite Sekolah..
c. Memelihara dan mengembangkan hubungan sekolah dengan lembaga-lembaga lain, baik pemerintah maupun swasta.
d. Memberi pengertian kepada masyarakat tentang fungsi sekolah melalui bermacam-macam media komunikasi.
e. Mencari dukungan dari masyarakat. Dukungan yang diperlukan meliputi :
1) Personil, seperti : tenaga ahli, konsultan, guru, orang tua, pengawas dan sebagainya.
2) Dana yang diperlukan untuk mendukung tersedianya fasilitas, perlengkapan dan bahan-bahan pengajaran yang lain.
3) Dukungan berupa informasi, lembaga dan sikap politis.
f. Memanfaatkan sumber-sumber daya yang diperoleh secara tepat, sehingga mampu meningkatkan proses mengajar dan belajar.
5. Supervisor
Kepala sekolah beserta supervisor memegang kunci akan keberhasilan mengadakan hubungan dengan masyarakat. Para supervisor adalah partner kepala sekolah yang mempunyai kedudukan sama dalam masalah-masalah supervisi. Oleh karena itu hubungan dengan masyarakat yang berkenaan dengan usaha meningkatkan mutu pendidikan di sekolah ditangani bersama kepala sekolah dan para supervisor.
Peranan supervisor dalam mengadakan hubungan dengan masyarakat, yaitu:
a. Membantu kepala sekolah merencanakan program hubungan sekolah dengan masyarakat.
b. Membantu kepala sekolah meningkatkan atau mengembangkan program tersebut.
c. Membina staf mengisi program hubungan dengan masyarakat secara baik.
d. Membantu kepala sekolah mengadakan kontak-kontak hubungan dengan:
1) Dewan penasihat atau yayasan.
2) Organisasi atau orangtua siswa.
3) Kelompok-kelompok penuntut di masyarakat.
4) Sekolah-sekolah dan perguruan-perguruan tinggi.
5) Majikan-majikan pemakai tenaga kerja.
6) Individu-individu yang berkepentingan.
e. Membantu kepala sekolah menilai program dan pelaksanaan hubungan dengan masyarakat.

Antara peranan kepala sekolah dan peranan supervisor terdapat beberapa persamaan dan perbedaan. Kesamaannya adalah kedua-duanya mengadakan hubungan dengan badan atau instansi-instansi dinas di atas sekolah, yang satu menekankan kepada instansi-instansi di atas sekolah sedang yang satunya kepada badan penanggung jawab pendidikan sekolah itu. Kesamaan yang kedua antara peranan kepala sekolah dengan peranan supervisor dalam hubungan dengan masyarakat ialah dalam mengadakan kontak-kontak hubungan. Kalau kepala sekolah menekankan kepada kontak-kontak hubungan secara individual, maka supervisor menitikberatkan kepada pemberian informasi tentang performan para siswa baik secara individual maupun secara kelompok.
E. Prinsip Hubungan Sekolah dan Masyarakat
Untuk mencapai tujuan kerja sama sekolah dengan masyarakat, ada beberapa prinsip sebagai pedoman untuk melaksanakannya, yaitu yang dikemukakan oleh Elsbree (Soetopo:1982).
1. Ketahuilah apa yang Anda yakini. Dalam hal ini, merupakan tugas kepala sekolah untuk mengembangkan filsafat pendidikan yang menjadi dasar dan tujuan pendidikan di sekolah agar guru-guru dan staf tata usaha sadar akan apa yang dikerjakan di sekolah sehingga tidak ada kesimpangsiuran dalam pelaksanaan pendidikan dan pengajaran.
2. Laksanakanlah program pendidikan dengan baik dan bersahabat dengan masyarakat. Maksudnya, untuk mencapai kerja sama dan memperoleh bantuan dari masyarakat, buatlah program belajar bagi anak-anak sebaik mungkin, buatlah sekolah yang dapat menciptakan suasana yang bahagia dan situasi belajar yang menggairahkan bagi murid. Dan sekolah hendaknya melayani setiap orang yang datang ke sekolah itu secara bersahabat.
3. Ketahuilah masyarakat Anda. Masyarakat sekolah hendaknya benar-benar mengetahui keadaan masyarakat di daerah itu, baik sifat dan problemnya maupun sumber-sumber yang ada dalam masyarakat tersebut.
4. Adakan survey mengenai masyarakat di daerah tertentu. Survey itu perlu untuk menghimpun informasi yang meliputi aspek kehidupan masyarakat dan kondisinya. Pengenalan dalam masyarakat merupakan bahan dalam penyusunan hasil survey yang membantu anak-anak dadlam meningkatkan keingintahuan tentang orang-orang yang ada di sana, kejadian-kejadian, masa depan masyarakat, dan membangkitkan minat anak-anak untuk mengadakan penelitian tentang kesejahteraan masyarakat tersebut dan juga akan terbukanya pintu untuk kerja sama antara sekolah, orang tua, dan masyarakat.
5. Bahan-bahan dokumen. Dalam menyelidiki dan mempelajari keadaan masyarakat itu melalui dokumen-dokumen dari sumber-sumber seperti kantor sensus, lembaga-lembaga ilmiah, dan sebagainya.
6. Keanggotaan dalam organisasi masyarakat. Banyak faedah dan tujuan yang akan diperoleh dari sekolah, tidak hanya mengetahui dari luar tetapi juga dari dalamdengan jalan menjadi anggota dari organisasi kepemudaan kebudayaan, dan sebagainya. Tujuan masuk organisasi bukan merumuskan sekolah tetapi cara bagaimana mereka dapat mengerti kepentingan sekolah serta turut membantu sekolah.
7. Adakan kunjungan ke rumah. Banyak tujuan dan faedah yang akan diperoleh dari kunjungan guru ke rumah orang tua murid, baik untuk tujuan proses perkembangan anak maupun untuk menghimpun informasi tentang masyarakat di daerah tersebut.
8. Layani masyarakat di daerah Anda. Sekolah melayani anak-anak dari masyarakat melalui pendidikan dan pengajaran, tetapi sekolah akan menjadi lebih baik bila dijadikan pusat kegiatan masyarakat. Misalnya pada suatu sekolah ada perpustakaan untuk masyarakat, tempat pertemuan, dan sebagainya. Sedangkan pengaturan kegiatan tersebut direncanakan dan dilaksanakan bersama.
9. Doronglah masyarakat untuk melayani sekolah. Ada beberapa prinsip penggunaan masyarakat untuk mencapai atau melayani sekolah, yaitu:
a. Adakanlah hubungan yang baik dengan tokoh-tokoh dalam masyarakat yang dapat memberi bantuan berupa materi, tenaga, dan waktu demi kepentingan sekolah.
b. Mohon bantuan pada pendidik dalam masyarakat untuk melayani sekolah.
c. Memajukan program belajar anak-anak dan tingkatan mutu belajar melalui kemampuan dan pelayanan tokoh-tokoh masyarakat tapi pelaksanaan program tersebut hendaknya direncanakan dan diatur dengan baik.
Prinsip hubungan sekolah dengan masyarakat memiliki peranan sebagai dasar dan asas tindakan-tindakan didalam menjalin hubungan sekolah dengan masyarakat. Selain itu prinsip hubungan sekolah dengan masyarakat bertujuan agar terciptanya pola-pola kerjasama sekolah dengan masyarakat yang baik.
Menurut Drs. B. Suryosubroto ( 2012: 23-25 ), hubungan sekolah dengan masyarakat harus memiliki 5 asas humas, yaitu :
1)Asas Objektif dan Resmi
Segala bentuk informasi yang disampaikan masyarakat harus berupa suara resmi dari instansi atau lembaga dan tidak bertentangan dengan program yang dijalankan. Sikap objektif atasan memiliki peranan penting untuk menghindarkan kemungkunan pemberitaan yang tidak tepat dan merugikan.
2) Asas Organisasi yang Tertib dan Disiplin
Tugas-tugas pokok organisasi harus menjadi prioritas dan dilaksanakan secara tepat sesuai sistem kerja yang disepakati. Sehingga menimbulkan ketertiban dan kedisiplinan kerja yang berdampak kepada efisiensi dan keefektifan.
3) Asas Mendorong Paratisipasi
Informasi dan berita yang berasal dari lembaga harus memiliki kualitas dan kuantitas sehingga memicu partisipasi kritis masyarakat terhadap program yang sedang berjalan.
4) Asas Kontinuitas Informasi
Penyelenggara humas harus berusaha agar masyarakat memperoleh informasi secara kontinu sesuia dengan kebutuhan. Oleh karena itu informasi lisan dan tertulis dapat dilakukan secara berkala dan waktu tertentu. Dengan demikian masyarakat memiliki gambaran yang lengkap dan menyeluruh tentang keadaan atau masalah yang dihadapi suatu organisasi atau lembaga.
5) Asas Pemerhatian Respon Masyarakat
Respon masyarakat berupa kritik, saran, pendapat, dan keluhan harus didengarkan serta dipikirkan untuk perbaikan kegiatan-kegiatan dalam rangka memenuhi harapan masyarakat. Respon masyarakat tidak boleh dihindari karena respon masyarakat merupakan opini publik guna evaluasi kerja.
Menurut pemikiran penulis prinsip hubungan sekolah dengan masyarakat adalah sebagai berikut:
1) Hubungan atau kerjaasama harus didasari dengan niat dan itikad baik, agar tercipta citra positif tentang pendidikan.
2) Bagi masyarakat awam dalam melaksanakan dan mengevaluasi program-program pendidikan, hendaknya menghormati dan mentaati ketentuan atau peraturan yang telah dibuat sekolah.
3) Sekolah mmiliki kewajiban dan hak dalam mengelola hal-hal yang berkaitan dengan teknik dan prinsip edukatif.
4) Segala bentuk apresiasi baik berupa saran maupun kritik disampaikan melalui lembaga resmi yang bertanggung jawab melaksanakannya. Misal : komite sekolah, BP3
5) Partisipasi masyarakt tidak hanya dalm bentuk gagasan, usul, saran tapi juga organisasi kepengurusannya yang dirasakan benar-benar bermanfaat bagi kemajuan sekolah.
6) Partisipasi msyarakat tidak dibatasi jenjang pendidikan tertentu, asal tidak bersinggungan dengan teknik dan prinsip edukatif.
7) Sekolah harus memahami pola hidup masyarakat setempat .

F. Teknik Hubungan Sekolah dan Masyarakat
Ada sejumlah teknik yang kiranya dapat diterapkan lembaga pendidikan, teknik-teknik tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu teknik tertulis, teknik lisan, dan teknik peragaan, teknik elektronik.
a)      Teknik Tertulis. Hubungan antara sekolah dan masyarakat dapat dilakukan secara tertulis, cara tertulis yang dapat digunakan meliputi:
-          Buku kecil pada permulaan tahun ajaran. Buku kecil pada permulaan tahun ajaran baru ini isinya dijelaskan tentang tata tertib, syarat-syarat masuk, hari-hari libur, hari-hari efektif. Kemudian buku kecil ini dibagikan kepada orang tua murid, hal ini biasanya dilaksanakan di taman kanak-kanak (TK).
-          Pamflet. Pamflet merupakan selebaran yang biasanya berisi tentang sejarah lembaga pendidikan tersebut, staf pengajar, fasilitas yang tersedia, dan kegiatan belajar. Pamphlet ini selain di bagikan ke wali murid juga bias di sebarkan ke masyarakat umum, selain untuk menumbuhkan pengertian masyarakat juga sekaligus untuk promosi lembaga.
-          Berita kegiatan murid. Berita ini dapat dibuat sederhana mungkin pada selebaran kertas yang berisi informasi singkat tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah atu pesantren. Dengan membacanya orang tua murid mengetahui apa yang terjadi di lembaga pendidikan tersebut, khususnya kegiatan yang dilakukan murid.
-          Catatan berita gembira. Teknik ini sebenarnya mirip dengan berita kegiatan murid, keduanya sama-sama ditulis dan disebarkan ke orang tua. Hanya saja catatan berita gembira ini berisi tentang keberhasilan seoran murid. Berita tersebut ditulis di selebaran kertas dan disampaikan kepada wali murid atau bahkan disebarkan ke masyarakat.
-          Buku kecil tentang cara membimbing anak. Dalam rangka menciptakan hubungan yang harmonis dengan orang tua, kepala sekolah atau guru dapat membuat sebuah buku kecil yang sederhana yang berisi tentang cara membimbing anak yang efektif, kemudian buku tersebut diberikan kepada orang tua murid.
b)     Teknik Lisan. Hubungan sekolah dengan masyarakat dapat juga lisan, yaitu:
-          Kunjungan rumah. Dalam rangka mengadakan hubungan dengan masyarakat, pihak sekolah dapat mengadakan kunjungan ke rumah wali murid, warga atupun tokoh masyarakat. Melalui kunjungan rumah ini guru akan mengetahui masalah anak dirumahnya. Apabila setiap anak diketahui problemnya secara totalitas, maka program pendidikan akan lebih mudah direncanakan untuk disesuaikan dengan minatnya. Hal ini akan memperlancar mancapai tujuan program pendidikan sekolah tersebut.
-          Panggilan orang tua. Selain mengadakan kunjungan ke rumah, pihak sekolah sesekali juga memanggil orang tua murid datang ke sekolah. Setelah datang, mereka diberi penjelasan tentang perkembangan pendidikan di lembaga tersebut. Mereka juga perlu diberi penjelasan khusus tentang perkembangan pendidikan anaknya.
-          Pertemuan. Dengan teknik ini berarti sekolah mengundang masyarakat dalam acara pertemuan khusus untuk membicarakan masalah atau hambatan yang dihadapi sekolah. Pertemuan ini sebaiknya diadakan pada waktu tertentu yang dapat dihadiri oleh semua pihak yang diundang. Sebelum pertemuan dimulai acaranya disusun terlebih dahulu. Oleh karena itu, dalam setiap akan mengadakan pertemuan sebaiknya dibentuk panitia penyelenggara.
c)      Teknik Peragaan. Hubungan sekolah dengan masyarakat dapat dilakukan dengan cara mengundang masyarakat melihat peragaan yang diselenggarakan sekolah. Peragaan yang diselenggarakan bias berupa pameran keberhasilan murid. Misalkan di TK menampilkan anak-anak bernyanyi, membaca puisi, atau biasanya di pesantren ketika mengadakan pengajian ditampilkan santri-santri yang hafal nadhom alfiyah. Pada kesempatan itu kepala sekolah atau guru atau juga pengasuh kalau di pondok pesantren dapat menyampaikan program-program peningkatan mutu pendidikan dan juga masalah atau hambatan yang dihadapi dalam merealisasikan program-program itu.
d)     Teknik Elektronik. Seiring dengan perkembangan teknologi elektronik maka dalam mengakrabkan sekolah dengan orang tua murid dan masyarakat pihak sekolah dapat menggunakan sarana elektronik, misalkan dengan telpon, televisi, ataupun radio, sekaligus sebagai sarana untuk promosi pendidikan.
Menurut Soekarto Indra Fachrudi (1989:246), mengungkapkan ada 11 teknik yang dapat dilakukan untuk memberikan gambaran tentang sekolah yang perlu diketahui oleh masyarakat. Teknik-teknik tersebut antara lain meliputi: 
1. Laporan kepada orang tua murid
Laporan yang diberikan oleh seklah kepada masyarakat berisi laporan tentang kemajuan anak, aktivitas anak di sekolah, kegiatan sekolah sendiri, dan segala sesuatu yang terjadi di sekolah sehubungan dengan pendidikan anak ddi sekolah. Laporan ini dapat dilakukan sekali dalam tiga atau empat bulan, semesteran atau tahunan. Laporan tersebut tidak hanya berupa data, angka-angka akan tetapi menyangkut inframasi yang bersiafat diagnostik. Artinya dalam laporan tersebut dicantumkan juga kelebihan dan kelemahan anak, disertai dengan jalan pemecahan yang kiranya dapat dilakukan orang tua dalam ikut membantu kesuksesan belajar anak.
2. Buletin Bulanan
Buletin bulanan dapat diusahakan oleh guru, staf sekolah , dan para orang tua yang dapat diterbitkan satu bulan sekali. Bahkan dapat juga melibatkan murid, sambil memberikan latihan dan membentuk kader dari pihak murid.
Isi buletin bulanan ini adalah tentang kegiatan sekolah, artikel-artikel guru dan murid (bisa juga artikel dari orang tua murid), pengumuman- pengumuman sekolah, berita-berita sekolah, dan berita-berita masyarakat yang perlu diketahui sekolah dan lain sebagainya. 
Disamping jalur di atas, sekolah dapat pula menerbitkan”booklets”, yaitu buku kecil yang diberikan kepada keluarga yang anaknya yang sekolah ditempat itu, atau orang tua yang akan memasukkan anaknya di sekolah itu. Isi ”booklets” adalah petunjuk cara belajar di sekolah yang bersangkutan, fasilitas sekolah, kurikulum yang dipakai, keadaan sekolah dan sejarahnya. Pengurus sekolah dan pengurus OSIS, kemajuan dan aktivitas sekolah selama ini dan program kerja sekolah pada saat itu
3. Penerbitan Surat Kabar
Apabila dimungkinkan, sekolah dapat menerbitkan surat kabar sekolah. Isinya menyangkut segala aspek yang menunjang kesuksesan program pendidikan. Artikel-artikel yang dimuat pun harus berkaitan dengan dunia pendidikan sesuai dengan bidang yang dipelajari anak didik. Berita-berita yang dimuat hendaknya juga berita-berita yang memiliki nilai didik.
”The Twenty Eight Years Book of American Association of School Administration” menyarankan 10 masalah yang hendaknya dimasukkan dalam surat kabar sekolah:
a. Kemajuan dan kesejahteraan murid.
b. Program pengajaran sekolah.
c. Pelayanan bimbingan dan penyuluhan.
d. Tata-tertib dan kehadiran di sekolah.
e. Tenaga yang bekerja di sekolah.
f. Anggota staf sekolah dan alumni.
g. Program pengadaan dan pemeliharaan rumah sekolah.
h. Biaya dan sistem administrasi sekolah.
i. Perkumpulan orangtua murid dan guru.
j. Aktivitas murid.
4. Pameran Sekolah
Pameran sekolah merupakan metode yang sangat efektif untuk memberikan gambaran tentang keadaan sekolah dengan berbagai hasil aktivitasnya. Masyarakat dapat melihat secara langsung keadaan sekolah dengan mengunjungi pameran tersebut. Tempat penyelenggaraan pameran dapat di dalam kelas atau di luar kelas, yaitu di halaman sekolah. Bahkan dapat juga dilakukan di luar sekolah. Tentu saja yang terakhir ini memerlukan pengelolaan yang lebih rumit. Barang-barang yang dipamerkan dapat berupa hasil karya siswa dan guru, alat-alat peraga dan hasil panenan kebun atau sawah (bila ada). Termasuk juga hasil karya para guru perlu dipamerkan.
5. Open House
Open House merupakan suatu metode mempersilakan masyarakat yang berminat untuk meninjau sekolah serta mengobservasi kegiatan dan hasil kerja murid dan guru yang diadakan pada waktu yang telah terjadwal. Pada saat itulah masyarakat dapat melihat secara langsung proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah itu. Dari gambaran ini, masyarakat dapat memberikan penilaian atas pelaksanaan pendidikan di sekolah tersebut.
6. Kunjungan ke sekolah (“school visitation”)
Kunjungan orang tua murid ke sekolah pada saat pelajaran berlangsung yang dimaksudkan agar para orang tua murid berkesempatan melihat anak-anaknya pada waktu mengikuti pelajaran. Bagus kiranya apabila setelah orang tua mengadakan kunjungan ini kemudian diadakan diskusi untuk memecahkan masalah yang timbul menurut pengamatan para orang tua. Kunjungan ke sekolah ini dapat dilaksanakan sewaktu-waktu, sehingga mereka dapat melihat kewajaran yang terjadi di sekolah itu.
7. Kunjungan ke rumah murid (”home visitation”)
Kunjungan ke rumah murid dilakukan untuk melihat latar belakang kehidupan murid di rumah. Penerapan metode ini akan mempererat hubungan antara sekolah dengan orang tua murid, di samping dapat menjalin silaturrahmi antara guru dengan orang tua murid. Masalah-masalah yang dihadapi murid di sekolah dapat dibicarakan secara kekeluargaan dan persahabatan intim. Guru yang berkunjung ke rumah orang tua murid harus bersikap bijaksana, hati-hati dan ramah tamah, terutama dalam menanggapi problema yang dikemukakan oleh orang tua.
Kunjungan ke rumah orang tua murid harus direncanakan dan harus mengemban kepentingan sekolah. Jadi tidak boleh dipakai untuk kepentingan anak didik. Kecuali diadakan kunjungan oleh guru yang tidak direncanakan oleh sekolah, kemudian dalam percakapan diperbincangkan masalah siswa. Cara ini kadang-kadang yang membawa hasil yang sangat memuaskan.
8. Melalui penjelasan oleh staf sekolah
Kepala sekolah hendaknya berusaha agar semua personal sekolah turut aktif mengambil bagian dalam mensukseskan program hubungan sekolah dengan masyarakat. Para personal sekolah dapat memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang kepentingan sekolah, organisasi sekolah dan semua kegiatan sekolah. 
Kepala sekolah dapat menanamkan loyalitas para staf dengan mengikutsertakan mereka bekerja. Mereka harus berpegang teguh pada etika jabatan. Hendaklah kepala sekolah juga mendorong para staf sekolah untuk menyebarkan kebaikan tentang sekolah dan mendudukkan kebaikan yang sebenarnya apabila sekolah mendapatkan kritik dari pihak luar. Inilah yang dinamakan cinta almamater.
9. Gambaran Keadaan Sekolah Melalui Murid.
Murid dapat juga didorong untuk memberikan informasi kep- mengenada masyarakat tentang keadaan sekolah. Jangan sampai bahkan menyebarkan isu-isu yang tidak baik mengenai sekolah kepada masyarakat. Apabila sekolah memiliki pemancar radio maka media ini dapat dimanfaatkan agar murid berbincang bincang dalam siaran mengenai situasi sekolah.
10. Melalui Radio dan Televisi
Radio dan televisi memiliki daya yang kuat untuk menyebarkan pengaruh melalui informasi yang disiarkannya. Radio dan televisi cepat sekali membentuk ”public opinion” yang sangat dibutuhkan dalam program hubungan sekolah dengan masyarakat ini.
Melalui radio dan televisi, masyarakat akan lebih mengenal situasi dan perkembangan sekolah. Melalui radio dan televisi sekolah dapat menyampaikan berita-berita dan pengumuman-pengumuman yang berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan, termasuk apabila ada permohonan sumbangan dari pihak sekolah. Hal ini untuk menghindari tipuan yang sering dlakukan oleh anak kepada orang tua, bahwa anak minta uang iuran yang sebenarnya tidak ditarik oleh sekolah.
11. Laporan Tahunan
Laporan tahunan disusun oleh kepala sekolah untuk diberikan kepada pengawas pembina sekolah atau kepada Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Kuningan atau kepada atasan langsungnya. Kepala sekolah dapat menugaskan kepada stafnya atau langsung dia sendiri memberikan informasi tersebut yang berkenaan dengan isi laporan tahunannya. Isi laporan tahunan tersebut antara lain mencakup: kegiatan yang telah dilakukan, kurikulum, personalia, anggaran dan situasi murid.
Khusus untuk di SMP Negeri 2 Cidahu yang sudah atau akan direncanakan dapat dilaksanakan beberapa point antara lain nomor 1, nomor 6: ada sebagian kecil orang tua murid, khususnya yang anaknya mendapat masalah (pelanggaran/sangsi), nomor 7, dan nomor 11
Selain hal-hal di atas Teknik Hubungan Sekolah dan Masyarakat, juga dapat dilakukan melalui :
a. Organisasi perkumpulan alumni sekolah.
Organisasi perkumpulan alumni sekolah adalah suatu alat yang sangat baik untuk dimanfaatkan dalam memelihara serta meningkatkan hubungan antara sekolah dan masyarakat. Murid-murid yang sudah tamat sekolah biasanya mempunyai kenangan–kenangan dari sekolahnya dan mereka merasa berkewajiban moral untuk membantu sekolahnya baik berupa materiil maupun secara moril.
            b. Melalui kegiatan ekstra kurikuler.
Apabila ada beberapa kegiatan ekstra kurikuler yang sudah dianggap matang untuk dipertunjukkan kepada orang tua murid dan masyarakat, seperti sepak bola, drama dan lain-lain, maka sangat tepat sekali kegiatan itu ditampilkan ke dalam masyarakat. Karena itu program ekstra kurikuler hendaknya di rencanakan dan diatur, agar dapat dimanfaatkan dalam kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat.
            c. Pendekatan secara akrab
Menurut Made Pidarta, teknik atau cara bekerja sama dengan masyarakat antara lain dapat dilakukan dengan cara berikut:
1.      Memakai surat kabar baik lokal maupun pusat.
2.      Dengan buletin terbitan sekolah atau kantor pendidikan
3.      Melalui radio dan televisi.
4.      Melalui pameran pendidikan.
5.      Lewat pertunjukan-pertunjukan sekolah.
6.      Dengan mengadakan bazar
7.      Melalui karya wisata.
8.      Dengan pengajaran unit di Masyarakat.
9.      Dengan praktek di masyarakat.
10.  Dengan memanfaatkan narasumber.
11.  Dengan memanfaatkan fasilitas belajar yang ada di masyarakat.
12.  Dengan mengadakan bisnis bersama.
13.  Mengadakan kegiatan sosial bersama.
14.  Memelopori pembangunan di masyarakat.
15.  Melalui rapat atau musyawarah.

G. Jenis Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Banyak orang mengartikan hubungan kerjasama sekolah dan masyarakat itu dalam pengertian yang sempit. Mereka berpendapat bahwa hubungan kerjasama itu hanyalah dalam hal mendidik anak belaka. Padahal, hubungan kerjasama antara sekolah dan masyarakat itu mengandung arti yang lebih luas dan mencakup beberapa bidang. Sudah barang tentu bidang-bidang yang ada hubungannya dengan pendidikan anak-anak dan pendidikan masyarakat pada umumnya. 
Penulis berpendapat bahwa hubungan kerjasama sekolah dan masyarakat itu dapat digolongkan menjadi tiga jenis hubungan, yaitu:
1. Hubungan edukatif
Hubungan edukatif adalah hubungan kerjasama dalam hal mendidik anak/murid, antara guru di sekolah dan orang tua di dalam keluarga. Adanya hubungan ini dimaksudkan agar tidak terjadi perbedaan prinsip atau bahkan pertentangan yang dpat mengakibatkan keraguan pendirian dan sikap pada diri anak. Antara sekolah yang diwakili oleh guru dan orang tua tidak saling berbeda atau berselisih paham, baik tentang norma-norma etika maupun norma-norma sosial yang hendak ditanamkan kepada anak didik mereka.
2. Hubungan kultural
Hubungan kultural adalah kerjasama antara sekolah dan masyarakat yang memungkinkan adanya saling membina dan mengembangkan kebudayaan masyarakat tempat sekolah itu berada. Kita mengetahui bahwa sekolah merupakan suatu lembaga yang seharusnya dapat dijadikan barometer bagi murid-muridnya. Kehidupan, cara berpikir, kepercayaan, kesenian, adat istiadat dari masyarakat. Bahkan yang lebih diharapkan adalah hendaknya sekolah itu dapat merupakan titik pusat dan sumber tempat terpencarnya norma-norma kehidupan (norma agama, etika, sosial, estetika, dan sebagainya) yang baik bagi kemajuan masyarakat yang selalu berubah dan berkembang maju. Jadi, bukanlah sebaliknya sekolah hanya mengintroduksikan apa yang hidup dan berkembang di masyarakat.
3. Hubungan institusional
Hubungan institusional yaitu hubungan kerjasama antara sekolah dengan lembaga-lembaga atau instansi-instansi resmi lain, baik swasta maupun pemerintah, seperti hubungan kerjasama antara sekolah dengan sekolah-sekolah lain, dengan kepala pemerintahan setempat, jawatan penerangan, jawatan pertanian, perikanan dan peternakan, dengan perusahaan-perusahaan negara atau swasta yang berkaitan dengan perbaikan dan perkembangan pendidikan pada umumnya.
         Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang mendidik anak-anak yang nantinya akan hidup sebagai anggota masyarakat yang terdiri atas bermacam-macam golongan, jabatan, status sosial, dan bermacam-macam pekerjaan, sangat memerlukan adanya hubungan kerjasama itu. Dengan adanya hubungan ini sekolah dapat meminta bantuan dari lembaga-lembaga lain, baik berupa tenaga pengajar, pemberi ceramah tentang hal-hal yang berkaitan dengan pengadaan dan pengembangan materi kurikulum maupun bantuan yang berupa fasilitas serta alat-alat yang diperlukan bagi kelancaran program sekolah. 
          Sebagai kesimpulan dapat dikemukakan bahwa dengan dilaksanakannya ketiga jenis hubungan sekolah dan masyarakat seperti telah diuraikan di atas, diharapkan sekolah tidak lagi selalu ketiggalan dengan perubahan dan tuntutan masyarakat yang senantiasa berkembang. Apalagi menghadapi era globalisasi seperti sekarang ini,ketika masyarakat berubah dan berkembang dengan sangat pesatnya akibat kemajuan teknologi, sehingga seperti dikatakan oleh Tilaar, sekolah makin tercecer dan terisolasi dari masyarakat, sekolah lebih berfungsi sebagai penjara intelek. Maka untuk dapat memperoleh kembali fungsi yang sebenarnya, sekolah harus merupakan salah satu pusat belajar dari banyak pusatbelajar yang kini dikategorikan sebagai pendidikan nonformal.
         Adanya hubungan sekolah dan masyarakat ini dimaksudkan pula agar proses belajar yang berlaku di sekolah mengalami perubahan,dari proses belajar dengan cara “menyuapi”, dengan bahan pelajaran yang telah dicerna oleh guru, menjadi proses belajar yang inovatif, yaitu belajar secara antisipatoris dan partisipatoris. Anak-anak dididik untuk berpartisipasi dalam arti luas di dalam kehidupan masyarakat, dan dapat mengantisipasi kehidupan masyarakat yang akan dating tempat mereka akan hidup dan terlibat didalamnya setelah mereka dewasa.

H. Bentuk-bentuk Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Cara-cara dan alat-alat yang dipakai oleh sekolah untuk melakukan hubungan dengan masyarakat ialah: (1) melalui aktivitas para siswa, (2) aktivitas guru-guru, (3) ekstrakurikuler, (4) kunjungan masyarakat atau orangtua siswa ke sekolah, dan (5) melalui media masa (Jones, 1969:395-400). Cara-cara ini perlu ditambah lagi dengan pertemuan-pertemuan kelompok. Dengan demikian bentuk hubungan sekolah dengan masyarakat adalah sebagai berikut:
1. Aktivitas para siswa/kelas atau tingkat kelas.
2. Aktivitas guru, beberapa guru, atau guru-guru satu bidang studi.
3. Media masa
4. Kunjungan warga masyarakat atau orangtua siswa ke sekolah.
5. Pertemuan dengan kelompok masyarakat yang menaruh perhatian kepada pendidikan di sekolah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar