Gagasan Anggota DPR
RI, H Yanuar Prihatin MSi agar Kabupaten Kuningan didorong menjadi kota
pendidikan kelas nasional. Menurut dia, konturnya cocok yang nanti dapat disinergikan
dengan kabupaten / kota lain di wilayah Kunci Bersama meliputi sembilan daerah.
Hal tersebut disampaikan olehnya di hadapan sejumlah pejabat dari sembilan
daerah perbatasan dalam Rapat Koordinasi Badan Kerjasama Antar Daerah (BKAD)
yakni; delapan (8) wilayah (Kabupaten Kuningan, Kota Cirebon, Kabupaten
Cirebon, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Cilacap, Kabupaten Brebes, Kota Banjar dan
Kabupaten Majalengka) yang dihadiri Ketua BKAD, H Aang
Hamid Suganda
Komitmen Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab. Kuningan, dalam kaitan
rencana Kuningan menjadi kabupaten pendidikan sudah jelas; ” Kuningan saat ini
menuju Kabupaten pendidikan, oleh karena itu dukungan dari semua pihak mutlak
dibutuhkan demi terwujudnya Kabupaten Pendidikan, salah satunya dukungan
tersebut datang dari USAID PRIORITAS yang melaksanakan pelatihan–pelatihan
kepada guru SD maupun SMP” hal ini dijelaskan oleh Drs. Asep Taufik Rohman,M.Pd,M.Si,
Kepala Dinas Pendidikan, disela–sela membuka acara kegiatan diseminasi
Pembelajaran Kontekstual untuk praktik yang baik di SMPN 2 Cigugur. Taufik
menambahkan ”untuk menuju Kuningan sebagai kabupaten pendidikan, maka guru-guru
SMP perlu diberikan pelatihan, salah satunya kerjasama dengan USAID PRIORITAS
ini, karena saya melihat pelatihannya berbeda dengan pelatihan lainnya, tentu
ini akan meningkatkan mutu proses belajar mengajar di SMP–SMP di Kab. Kuningan
karena guru–guru dibekali pembelajaran dengan konsep contextual teaching
learning atau CTL yang mengenalkan pembelajaran kooperatif, merancang
pembelajaran yang efektif, partisipatif, serta adanya praktek mengajar langsung
di hari terakhir’’ terang Taufik. Selain pembelajaran lebih kreatif,
tentunya pembelajaran kontekstual yang akan diterapkan di SMP tersebut menjadi
lebih menyenangkan dan berkualitas dengan adanya hasil pajangan yang akan
ditempel di ruang kelas.
Dalam suatu kesempatan Pemprov Jabar melalui wakil
Gubernur, menggagas Kabupaten Kuningan menjadi kota pendidikan, seiring dengan
proyeksi pembangunan Jawa Barat yang mengarah ke kawasan utara. "Kuningan
cocok jadi kota pelajar. Di sini bisa digagas didirikan perguruan tinggi
negeri," ungkap Wakil Gubernur Jabar, Deddy Mizwar (Demiz) dalam diskusi
tentang "Mengangkat Seni dan Budaya Kabupaten Kuningan" di Hotel
Grage Sangkan Hurip Kabupaten Kuningan, Ia beralasan, untuk kawasan utara Jawa
Barat, terutama kawasan 'Ciayumajakuning' (Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan
Kuningan), belum terbangun optimal di sektor pendidikan. Jika Kuningan
dikonsentrasikan sebagai kota pendidikan, maka akan menjadi pengimbang untuk
pembangunan lain.
Untuk mendapatkan predikat kota pendidikan, kriteria
jumlah kuantitas institusi pendidikan saja kiranya tidak tepat. Kriteria
berdasarkan kualitas penyelenggaraan pendidikan justru diutamakan. Sebut saja keberhasilan
kabupaten / kota dalam menyelenggarakan pendidikan dasar 9 tahun,
profesionalisme guru, prestasi belajar siswa, dan kualitas lulusan pendidikan,
dan sebagainya. Depdiknas sebagai lembaga yang menaungi bidang pendidikan bisa
merumuskan kriteria kota yang layak menyandang predikat kabupaten / kota
pendidikan.
Dengan menyandang predikat kabupaten pendidikan, kabupaten
Kuningan sudah seharusnya mulai untuk dapat meningkatkan kualitas pendidikannya.
Standar kepemilikan predikat kabupaten pendidikan, perlu dibuat sebagai acuan
masing-masing setiap sekolah untuk saling berlomba-lomba memajukan pendidikan
di sekolahnya.
Sekian lama kota Yogyakarta menyandang predikat
sebagai kota pendidikan. Adanya predikat itu tentu memberikan kebanggaan bagi
masyarakatnya. Pertanyaan saya pun akhirnya mencuat, langkah apa yang bisa
dilakukan kabupaten Kuningan disebut sebagai kota pendidikan? Karakter seperti
apakah yang diperlihatkan kabupaten Kuningan sehingga menyandang predikat
tersebut? Saya terus mencari jawab atas pertanyaan itu. Untuk mencari jawab
atas pertanyaan itu salah satunya saya lakukan dengan menyaksikan wajah kota.
Apa yang saya saksikan? Ketika melintasi jalan-jalan di Kuningan tidak saya
jumpai anak-anak mengais nafkah. Di kota pendidikan, sudah seharusnya anak-anak
usia sekolah sepenuhnya menempuh bangku pendidikan. Di jalan kota, saya juga
menyaksikan iklan-iklan luar ruang yang harus saya akui cukup unsur
mencerahkan; ”ANAK-ANAK MERANTAU SETELAH LULUS SMA/SMK” , sungguh suatu
himbauan/anjuran yang cukup jelas; bahwa pendidikan merupakan suatu bekal yang
mutlak diperlukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar