BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Respon yang
besar dari masyarakat untuk memilih
menyekolahkan anaknya pada salah satu sekolah merupakan kenyataan yang tidak
dapat lagi di pungkiri oleh kita, sehingga timbullah berbagai pertanyaan
seperti Mengapa sekolah itu yang dipilih dan tidak yang lain? Apa nilai
unggulnya? Keunggulan apa yang dimiliki oleh sekolah itu? Fasilitaskah?
Prestasi dalam Ujian Nasional? Apakah sistem pendidikannya? Ataukah proses
pembelajarannya yang berbeda dengan sekolah lain? Tapi jika kita tidak
mendapatkan jawaban yang memuaskan dari semua pertanyaan tersebut atau bisa
dibilang sekolah tersebut jika dipandang dari sisi pertanyaan diatas adalah
biasa-biasa saja maka mungkin orang tua siswa tersebut menyekolahkan anaknya di
sekolah tersebut karena sekolah tersebut memiliki budaya sekolah yang baik yang
dirasa oleh orang tua siswa dapat membawa dampak baik terhadap anak-anaknya,
untuk itu maka perlu dipahami oleh kita sebagai calon pendidik tentang budaya
sekolah sehingga kita dapat membuat dampak positif terhadap citra sekolah kita
nanti.
Karena dewasa ini
budaya diartikan sebagai manifestasi kehidupan setiap orang dan setiap kelompok
orang-orang. Kini budaya dipandang sebagai sesuatu yang lebih dinamis, bukan
sesuatu yang kaku dan statis. Budaya tidak tidak diartikan sebagai sebuah kata
benda, kini lebih dimaknai sebagai sebuah kata kerja yang dihubungkan dengan
kegiatan manusia.
B. Budaya
Sekolah
Istilah “budaya” mula-mula datang dari disiplin ilmu Antropologi Sosial.
Apa yang tercakup dalam definisi budaya sangatlah luas. Istilah budaya dapat
diartikan sebagai totalitas pola perilaku, kesenian, kepercayaan, kelembagaan,
dan semua produk lain dari karya dan pemikiran manusia yang mencirikan kondisi
suatu masyarakat atau penduduk yang ditransmisikan bersama. Sedangkan
kebudayaan menurut Silvano dalam Wahab (2011:229) “merupakan masyarakat yang
berdasarkan hkum-hukum yang adil, yang memungkinkan kondisi ekonomi dan
psikologis yang paling baik bagi warga negaranya”.
Kata sekolah berasal dari Bahasa Latin: skhole, scola, scolae atau skhola
yang memiliki arti: waktu luang atau waktu senggang, di mana ketika itu sekolah
adalah kegiatan di waktu luang bagi anak-anak di tengah-tengah kegiatan utama
mereka, yaitu kegiatan tentang cara membaca huruf dan mengenal tentang moral
(budi pekerti) dan estetika (seni). Saat ini, kata sekolah berubah arti menjadi
bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan
memberi pelajaran. Menurut Masaong & Tilomi (2011:179) bahwa “budaya sekolah diartikan sebagai sistem makna yang dianut bersama oleh
warga sekolah yang membedakannya dengan sekolah lain”. Menurut Deal & Peterson (1999) “budaya sekolah adalah sekumpulan nilai yang melandasi perilaku, tradisi,
kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh kepala sekolah,
guru, petugas administrasi, siswa, dan stake holder lainnya.”
Menurut Masaong & Tilomi (2011:179) bahwa “budaya sekolah diartikan sebagai sistem makna yang dianut bersama oleh
warga sekolah yang membedakannya dengan sekolah lain”. Menurut Deal & Peterson (1999) “budaya sekolah adalah sekumpulan nilai yang melandasi perilaku, tradisi,
kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh kepala sekolah,
guru, petugas administrasi, siswa, dan masyarakat sekitar sekolah”. Budaya sekolah merupakan ciri khas, karakter atau watak, dan citra
sekolah tersebut di masyarakat luas. budaya sekolah sebagai karakteristik khas
sekolah yang dapat didefinisikan melalui nilai yang dianutnya, sikap yang
dimilikinya, kebiasaan-kebiasaan yang ditampilkannya, dan tindakan yang
ditunjukkan oleh seluruh personel sekolah yang membentuk satu kesatuan khusus
dari sistem sekolah. Menurut Riduwan (2012:109) bahwa “ budaya sekolah
yang kerap disebut dengan iklim kerja yang menggambarkan suasana dan hubungan
kerja antara sesama guru, antara guru dan kepala sekolah, antara guru dengan
tenaga kependidikan lainnya serta antar dinas dilingkungannya merupakan wujud
dari lingkungan kerja yang kondusif”.
Sekolah sebagai suatu organisasi, memiliki budaya tersendiri yang dibentuk
dan dipengaruhi oleh nilai-nilai, persepsi, kebiasaan-kebiasaan,
kebijakan-kebijakan pendidikan, dan perilaku orang-orang yang berada di
dalamnya.
Sebagai suatu organisasi, sekolah menunjukkan kekhasan, yaitu pembelajaran.
Budaya sekolah semestinya menunjukkan kapabilitas yang sesuai dengan
prinsip-prinsip kemanusiaan. Konsep budaya sekolah masuk ke dalam pendidikan
itu pada dasarnya sebagai upaya untuk memberikan arah tentang efisiensi
lingkungan pembelajaran, lingkungan dalam hal ini dapat dibedakan dalam dua hal
(1) lingkungan yang sifatnya alami sesuai dengan budaya siswa dan guru, (2)
lingkungan artificial yang diciptakan oleh guru atau hasil interaksi antara
guru dengan siswa.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa budaya sekolah adalah sekumpulan nilai yang
melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang
dipraktikkan oleh kepala sekolah, guru, petugas administrasi, siswa, dan
masyarakat sekitar sekolah. masyarakat sekitar sekolah”. Budaya sekolah merupakan ciri khas, karakter atau watak, dan citra
sekolah tersebut di masyarakat luas. budaya sekolah sebagai karakteristik khas
sekolah yang dapat didefinisikan melalui nilai yang dianutnya, sikap yang
dimilikinya, kebiasaan-kebiasaan yang ditampilkannya, dan tindakan yang
ditunjukkan oleh seluruh personel sekolah yang membentuk satu kesatuan khusus
dari sistem sekolah. Menurut Riduwan (2012:109) bahwa “ budaya sekolah
yang kerap disebut dengan iklim kerja yang menggambarkan suasana dan hubungan
kerja antara sesama guru, antara guru dan kepala sekolah, antara guru dengan
tenaga kependidikan lainnya serta antar dinas dilingkungannya merupakan wujud
dari lingkungan kerja yang kondusif”.
Sekolah sebagai suatu organisasi, memiliki budaya tersendiri yang dibentuk
dan dipengaruhi oleh nilai-nilai, persepsi, kebiasaan-kebiasaan,
kebijakan-kebijakan pendidikan, dan perilaku orang-orang yang berada di
dalamnya.
Sebagai suatu organisasi, sekolah menunjukkan kekhasan, yaitu pembelajaran.
Budaya sekolah semestinya menunjukkan kapabilitas yang sesuai dengan
prinsip-prinsip kemanusiaan. Konsep budaya sekolah masuk ke dalam pendidikan
itu pada dasarnya sebagai upaya untuk memberikan arah tentang efisiensi
lingkungan pembelajaran, lingkungan dalam hal ini dapat dibedakan dalam dua hal
(1) lingkungan yang sifatnya alami sesuai dengan budaya siswa dan guru, (2)
lingkungan artificial yang diciptakan oleh guru atau hasil interaksi antara
guru dengan siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar